Penyebab Peristiwa Perang Salib dari Kepentingan Politik

4 min read

Peristiwa perang salib menjadi salah satu kisah penting dalam sejarah Eropa serta Timur Tengah karena sebagai perang agama antara kaum Kristen dan Muslim selama abad pertengahan. Adanya konflik ini, umat Kristen Eropa memiliki ambisinya untuk dapat mempertahankan Kekaisaran Bizantium.

Selain itu, kisahnya ingin merebut kembali Yerusalem yang diklaim sebagai Tanah Suci dari kekuasaan Muslim selama abad sebelumnya. Hingga banyak yang penasaran penyebab dan pencetus terjadinya perang salib.

Beberapa Penyebab Peristiwa Perang Salib

Perang salib hingga kini kerap dikenal sebagai perang antaragama terpanjang yang pernah terjadi sepanjang sejarah. Di mana terjadi perebutan kekuasaan di tempat yang sudah dianggap sebagai tempat sucinya. Berikut beberapa penyebab terjadinya konflik tersebut:

1. Kekalahan Kaisar Bizantium

Adapun peristiwa perang salib ini sebagai kisah dari kekaisaran Bizantium sudah lama menguasai Yerusalem dan menjadi tempat suci lainnya untuk umat Kristen. Namun, terakhir pada abad ke-11 , telah kehilangan kekaisaran secara dramatis hingga ke Seljuk (Turki).

Diketahui Seljuk melakukan beberapa serangan ke wilayah Bizantium, dan mengejutkannya dapat mengalahkan Pertempuran Manzikert di Armenia kuno pada 1071 M hingga berhasil menangkap kaisar Bizantium Romanos IV Diogenes memerintah dari 1068-1071 M.

Kemudian Romanos IV dibebaskan serta dijadikan tebusan sangat besar, hingga menyerahkan kota penting seperti Hierapolis, Edessa, dan Antiokhia. Sehingga, dengan kekalahan tersebut terjadilah perebutan takhta hingga adanya kegagalan untuk membawa Romanos ke Konstantinopel.

Di mana kaisar meragukan kesetiaan tentara bayaran Norman, serta mengingat kendali Norman atas Sisilia dan serangan barunya di Yunani Bizantium. Kendali Seljuk kepada Yerusalem untuk menggoda para pemimpinnya bertindak, lalu Alexios meminya ke barat pada musim semi tahun 1095 M.

Hal tersebut untuk mengusir Seljuk dari Tanah Suci, namun termasuk semua bagian dari kekuasaan Kekaisaran Bizantium yang dimiliki. Pedang Susunan Kristen tersebut juga dapat menjadi senjata sangat bermanfaat untuk melestarikan mahkota Bizantium.

2. Kepentingan Politik

Paus Urbanus II yang memerintah di tahun 1088-1099 M telah menerima permohonan Alexios tahun 1095 M. Hal tersebut bukan yang pertama kalinya kaisar Bizantium meminta serta mendapat bantuan kepausan. Sehingga, tahun 1091 M, paus mengirimkan pasukannya untuk membantu Bizantium.

Bantuan itu demi melawan pengembara stepa Pecheneg untuk menyerang wilayah Danube utara kekaisaran. Kemudian Urban II memberikan bantuan empat tahun karena beberapa alasan. Salah satunya menganggap kerja sama dengan Alexios untuk meningkatkan wibawa kepausan.

Selain itu, Urban II juga memiliki harapan untuk menyatukan kembali gereja Kristen Barat (Katolik) dan Timur (Ortodoks) di bawah kepemimpinannya saat itu. Karena diketahui kedua gereja tersebut telah pecah sejak 1054 M yang disebabkan tidak ada kesepakatan mengenai doktrin dan praktik liturgi.

Peristiwa perang salib semakin diperkeruh dengan berbagai ancaman Islam terhadap wilayah Kristen yang tinggal di Yerusalem. Sehingga, hilangnya kendali Kristen atas Tanah Suci dengan situs uniknya yang memiliki signifikan historis bagi Kekristenan, khususnya makam Yesus di Yerusalem.

Kemudian Spanyol menjadi salah satu pengingat gentingnya situasi Kristen dunia sebenarnya. Pada tahun 1085 M, setengahnya dari Spanyol berhasil kembali ke tangan Kristen, dan Normandia merebut Sisilia kembali.

Namun, banyaknya ancaman dari Muslim Eropa yang kuat, membuat daya tarik Alexios I Komnenos dinilai memiliki berbagai keuntungan dari segi politik serta agama. Selanjutnya, Urbanus II pada 27 November 1095 M menyerukan peristiwa perang salib di Konsili Clermont, Perancis.

Pesan tersebut menyampaikan kepada umatnya dibumbui kisah berlebihan. Hingga membuat monumen Kristen dikotori dan kaum Kristen telah dianiaya dengan impunitas. Kedutaan menyatakan konflik dikirim ke seluruh bagian pimpinan tertinggi umat Kristen.

Hasil Akhir dari Peristiwa Perang Salib

Menjelaskan peristiwa perang salib yang dikenal sebagai perang agama antara kaum Kristen dan Muslim dan adanya kepentingan politik didalamnya.

Alasan lain yang memicu telah berakhirnya perang salib adalah berkurangnya dukungan dari gereja Katolik Roma dalam lima perang salib pertama. Gereja Katolik berhasil memainkan perannya pada setiap terjadinya konflik tersebut dalam waktu lama.

Namun, untuk pertikaian salib kelima, Gereja Katolik secara resmi tidak lagi mendukung konflik tersebut. Sedangkan pada keempat perang salib lainnya didukung dan diorganisir dari para pemimpin Eropa. Hingga dinyatakan berakhir saat terjadinya perang salib kesembilan.

Walaupun ada serun untuk lebih banyak konflik peristiwa perang salib setelah kejadian perang salib kesembilan yang nyatanya tidak pernah terwujud. Hal tersebut membuat orang Kristen Eropa perlahan kehilangan atas kendalinya atas Tanah Suci.

Selanjutnya, situasi ini dimanfaatkan oleh pemimpin umat Islam dengan baik yang membuat pasukan Muslim melakukan pengepungan terhadap Akko, sebagai tentara salib terakhir yang tersisa. Pasukan Muslim tersebut dengan cepat akan merebut kota secara efektif dan mengakhiri era wilayah yang dikuasai Kristen.

Beberapa dari kaum Kristen tersisa dan pendukungannya masih tetap melakukan pertempuran tersebut hingga 1303 M yang berakhir sia-sia dan dinyatakan kalah. Dengan mengetahui sejarah dari peristiwa perang salib, akan membuat Anda menghargai perjuangan tentara-tentara kontak senjata.

You May Also Like