Ikan belida lopis kembali muncul di Jawa setelah dinyatakan telah punah pada tahun 2020. Fenomena ini tentu menjadi angin segar karena artinya spesies Belida ini masih hidup dan belum punah sepenuhnya.
Kemunculannya tersebut kembali dari kepunahannya mengundang para peneliti untuk menganalisa bagaimana hewan tersebut bisa muncul kembali. Berikut ini penjelasan para peneliti tentang fenomena hewan punah muncul kembali.
Kemunculan Ikan Belida Lopis di Laut Jawa
Kemunculan ikan belida jenis Chitala Lopis pertama kali ditemukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN yang sedang berkolaborasi dengan beberapa organisasi dalam negeri dan luar negeri. Kemunculan Chitala Lopis ini tidak langsung dipercayai spesies yang telah punah, peneliti menggunakan pendekatan morfologi dan molekuler. Menganlisis pengurutan deoxyribonucleic acid (DNA) dengan data genetik global barcode of life data.
Kemudian para ahli membandingkan karakteristik morfologi dan koleksi chitala lopis yang telah disimpan di Natural history museum di London. Dari berbagai penelitian tersebut didapatkan hasilnya bahwa Ikan belida lopis memang masih ada di Pulau Jawa. Selain itu penemuan ini sekaligus memperluas sebaran spesies di Indonesia ke tiga pulau besar yaitu Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
Salah satu faktor penyebab spesies yang sudah dinyatakan punah ditemukan kembali adalah adanya intensitas penelitian. Walaupun sebelumnya ikan tersebut termasuk ke dalam daftar merah, tetapi dengan penelitian intens yang dilakukan membuat para peneliti mendapatkan simpulan bahwa ikan ini masih ada atau disebut juga dengan istilah rediscovery. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada ikan belida lopis saja, tetapi beberapa hewan lainnya seperti mamalia endemik pegunungan cyclops seperti echidna paruh panjang.
Tetapi berbeda dengan ikan belida yang baru tiga tahun dinyatakan punah. Hewan echidna paruh panjang baru ditemukan kembali setelah 62 tahun dinyatakan punah. Intinya untuk bisa seperti ini diperlukan penelitian yang cukup intens. Bisa jadi suatu hewan punah di satu daerah namun masih banyak di daerah lainnya.
Fakta Tentang Kepunahan Ikan Belida Lopis Sejak Tahun 2020
Telah dinyatakan kembali, spesies Chitala Lopis salah satu spesies endemik dari perairan tawar di Indonesia. Berikut ini fakta-fakta penting yang harus Anda ketahui tentang belida yang telah punah.
-
Penyebab kepunahan
Kepunahan ini biasanya diakibatkan perubahan fungsi lahan di beberapa wilayah pulau jawa terutama kawasan sungai, danau dan rawa-rawa. Sedangkan menurut dinas kelautan dan perikanan provinsi Riau tahun 2005. Populasi ikan tersebut sudah sangat berkurang di daerah aliran sungai kampar. Salah satu penyebab berkurangnya populasi ini adalah over fishing atau aktivitas penangkapan dalam jumlah besar sehingga tekanan ekologis pada habitat asli ikan belida lopis.
-
Dilindungi oleh negara
Sebelum dinyatakan punah, ikan ini telah termasuk ikan air tawar asli indonesia yang dilindungi. Pernyataannya sesuai dengan SK Mentan Nomor 716/KPTS/Um/10/80, ikan ini memiliki nilai ekologi dan ekonomis cukup tinggi sebagai ikan hias dan konsumsi oleh sebab itu beberapa pihak tidak bertanggung jawab melakukan over fishing.
-
Tidak dapat ditemukan selama ratusan tahun
Spesies Chitala lopis hampir tidak bisa ditemukan sejak 160 tahun hingga akhirnya pada tahun 2020 dideklarasikan telah punah. Oleh sebab itu belum ada gambar asli atau dokumentasi tentang bagaimana bentuk visualnya.
-
Belidai C. Lopis diduga tertangkap dan berada di TMII
Ikan Belida Lopis yang sudah dewasa diduga pernah ditangkap pada sungai di Jawa Barat. Belida ini diduga sebagai spesies yang hampir punah karena visualnya yang cukup berbeda dengan belida pada biasanya dan memiliki kemiripan dengan litografi.
-
Ciri-ciri fisik yang berbeda dengan belida lainnya
Chitala lopis memiliki badan yang pipih dan cukup memanjang pada bagian kepala dan punggungnya sangat cekung. Pada bagian perut memiliki duri ganda sekali ekornya memanjang.
Ukuran sisiknya kecil, berbentuk seperti sikloid, pada bagian sampingnya membentuk seperti gurat pada sisi dan bukaan mulut cukup lebar.Pada bagian sirip punggung terasa kecil, terletak di pertengahan sirip sekitar dubur bersatu dengan ekor.Ciri khas lainnya adalah adanya khas individual pada tahan juvenile dan saat dewasa memiliki warna yang lebih terang.
-
Informasi sangat minim
Sayangnya Peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengakui bahwa informasi tentang ikan-ikan di sungai Indonesia sangat minim informasi secara inti. Menurut peneliti LIPI, Haryono menyebutkan ikan tawar yang memiliki habitat di sungai, rawa dan danamu memiliki ancaman terhadap wilayahnya sendiri. Tidak hanya oleh predator tetapi juga oleh manusia.
-
Spesies belida lain yang terancam punah
Selain ikan C. lopis, masih ada spesies lainnya yang terancam punah. Ikan ini antara lain spesies notopterusnotopterus. Walaupun begitu, spesies ini sesekali masih bisa ditemukan pada perairan tawar jawa barat sampai jawa timur. Setelah ditemukan kembali di Jawa, Ikan Belida Lopis masih berada dalam status perlindungan penuh, jika ada pihak tidak sengaja menangkapnya wajib melepaskannya kembali.